Pengarang

:

Afrizal Malna 

Judul

:

Belajar Membaca Puisi-puisi Asrul Sani : Revolusi dan Angkatan 45 Yang Tidak Menarik 

Bahasa

:

ind 

Abstrak

:

Asrul Sani termasuk salah satu moralis dalam lingkungan modernisme sastra, dimana ia melakukan pemberontakan dan juga meyakini bahwa satu-satunya yang kokoh dalam pemberontakan adalah individu yang memberontak. Puisi-puisi yang dibuat oleh Asrul Sani adalah puisi pemberontakan yang tidak memperlihatkan kegelisahan dari pemberontakan itu sendiri dan pemberontakan yang dilakukannya seakan-akan memang pemberontakan yang dijalani di puncak gunung, atau di tengah lautan dan bukan di tengah kancah Revolusi Kemerdekaan. Bagi seorang Asrul Sani, revolusi fisik tidak menarik tetapi yang menarik adalah revolusi seorang diri atau moral individu dalam melihat masa depan dan lingkungan moral inilah yang mungkin menjadi wawasan dalam penciptaan puisi-puisinya. Lingkungan semiotik puisi Asrul Sani berada jauh di luar representasi revolusi fisik yang dialami dan lebih tertarik pada kondisi eksistensial yang mencekam. Hal ini lebih banyak muncul dalam cerpen-cerpennya daripada dalam puisinya dan salah satu contohnya dalam cerpennya yang berjudul "Museum" mencerminkan kecemasan eksistensial ini. Muncul kesan bahwa format penulisan puisi yang dipilih Asrul Sani menciptakan kesenjangan dengan wawasan intelektualnya sendiri sehingga gagasan intelektualnya tidak bertemu dengan kemampuan naratif yang dimilikinya sehingga membuat puisi-puisi Asrul Sani hanya berkesan merdu.

Kata Kunci

:

Sastra, Puisi, Revolusi

Sumber

:

Makalah Seminar Sastra Dua Hari Asrul Sani & H.B. Jassin: Artinya Bagi Kita Sekarang

Dokumen Teks Lengkap

:

ARTIKEL_AFRIZAL_MALNA.PDF (96205580 bytes)

Catatan : Anda harus memiliki aplikasi pembaca dokumen PDF untuk dapat membuka dokumen ini.